Kepada aku-lah akhirnya ia mengadu, setelah mencoba bersimpati sekedarnya kemudian dengan kejam aku memberi sebuah jawaban dan analisis paling tajam.
“Kawan, kita anak kampung yang baik. Di kampung, kita tergolong menantu idaman semua orang tua. Karena itu kita sebenarnya juga punya potensi sebagai suami idaman setiap wanita”. Kawanku membelakkan mata, bingung mendengar jawabanku.
“Tapi kawan, sayang seribu kali sayang. Kita ditakdirkan bukan sebagai idaman para gadis”. Aku tertawa terbahak-bahak sendiri dengan analisisku yang ngawur.
“Jadi tak ada gunanya kita itu idaman calon mertua, tapi tidak dilirik gadis. Gadis-gadis itu tergila-gila kepada pemuda-pemuda yang aktif di olahraga dan berlabel bandel. Bukan pemuda pandai, rajin baca buku macam kita ini. Para gadis kesengsem pada pemuda nyeni berambut gaya punk rock. Bukan pada pemuda rapi berambut belah tepi. Dan mereka jatuh hati pada pemuda yang cool dan anak band. Bukan pada pemuda dengan IPK tinggi. Serta para gadis termehek-mehek pada pemuda gaul, bukan pada pemuda yang serius merencanakan hidup”
“Tapi kawanku kau jangan sendu dan bersedih, para gadis itu pasti akan menyesal nantinya. Mereka salah pilih. Karena ternyata yang mereka pilih bukanlah kualitas suami idaman. Pemuda-pemuda yang mereka gandrungi hanya menyenangkan dimata dan untuk kebahagiaan sesaat, tapi belum tentu cocok untuk mendampingi hidup mereka. Tapi kitalah, ya kita yang sebetulnya berkualitas laki-laki terbaik. Kitalah manusia unggul”, dengan nada tegas kusampaikan agar temanku tersihir dengan analisisku.
“Kita seperti sedang menyamar. Sayang sekali mereka, para gadis itu tidak tahu. Rugilah mereka. It’s their loss, not ours.”
Hehe, inilah cuplikan singkat dari curhatan seorang temanku yang galau karena putus cinta
IPK tu lebih mengarah hanya pada intelegency saja or IQ, padahal untuk bisa hidup sukses seseorang hrs bisa menguasai -Emotional&Spiritual Quotion-nya juga. Without it non sense.
ini hanya sebuah jawaban dan analisis curhat sebagai justifikasi semata
Mungkin memang kalianlah pria idaman para mertua,tapi buat apa jika kalian tak pernah mencoba “matur” dan hanya bisa menunggu gadis2 itu pergi meninggalkan kalian. Keseriusan kalian juga ditunggu para gadis.